Bila berita sebagai hasil konstruksi dari peristiwa (fakta) dan dituntut obyektif dalam penyajiannya, maka tidak demikian halnya dengan opini. Opini bukan merupakan kontruksi peristiwa, tetapi lebih pada penilaian terhadap peristiwa (fakta), jadi terdapat unsur-unsur subyektifitas penulis dalam penyajiannya. Pun penulisannya tidak didasarkan pada 5W + 1H sebagaimana berita.
Langkah awal yang harus dilakukan sebelum mengumpulkan bahan dan menulis opini adalah menentukan tema (problema yang akan diurai). Tema merupakan bentangan benang-merah dalam benak penulis yang menggambarkan tujuan tulisan. Merupakan gagasan pokok. Tanpa tema tulisan opini tidak akan utuh dan tidak menentu arahnya. Ada berbagai macam bentuk penulisan opini dalam jurnalistik yakni, artikel; kolom; essai; resensi. Beberapa bentuk tulisan tersebut lazimnya merupakan ruang bagi pembaca media.
Selain bentuk-bentuk tersebut masih ada penulisan lain yang disebut opini. Namun, opini ini lebih merupakan pendapat media bersangkutan terhadap realitas yang berkembang. Salah satunya adalah Editorial/Tajuk yang merupakan penilaian atau analisa dari redaksi tentang situasi dan berbagai masalah. Juga ada pojok, ia merupakan tulisan yang berupa sentilan, sindiran, terhadap suatu realitas yang ditulis dengan gaya satire, lucu, kocak. Dan karikatur juga merupakan penilain redaksi terhadap realitas, ia tidak jauh beda dengan pojok, namun diungkapkan melalui gambar/kartun.
Syarat Opini
- Orisinil
- Faktual, Aktual
- Bersifat ilmiah populer bukan ilmiah teknis
- Sistematis
- Mengandung gagasan/ide
- Menggunakan bahasanya yang baik dan benar (sesuai dengan kaidah bahasa, baik Indonesia maupun serapan)
Tajuk Rencana (Editorial)
Suatu karya tulis yang merupakan pandangan redaksi terhadap suatu fakta/realitas, karena merupakan pandangan redaksi maka tajuk bersangkutan dengan penilaian redaksi. Tajuk Rencana memuat fakta dan opini yang disusun secara ringkas dan logis.
Yang perlu diperhatikan dalam membuat tajuk
- Judul yang sifatnya mengimbau pembaca.
- Kalimat untuk lead (paragraf awal) tidak terlalu panjang.
- Kalimat pada paragraf akhir menggemakan judul dan lead serta mempertegas problem yang dikupas.
Tajuk rencana yang baik mengandung keseimbangan antara hasil karya seorang ilmuan dan seorang seniman.
Dengan jiwa ilmuan, dimaksudkan dalam menentukan dan menganalisa problema bersifat logis, sangat mempertimbangkan temuan-temuan dalam mengurai problem. Dengan semangat seniman, dimaksudkan lebih pada penyajikan hasil analisa dalam bentuk tulisan agar lebih enak dibaca.
Artikel
Merupakan karya jurnalistik yang menyerupai karya ilmiah. Ada juga yang mengatakan artikel merupakan karya ilmiah. Kenapa? Dalam artikel susunan penulisannya seperti halnya karya ilmiah: ada batasan-batasan permasalahan yang diungkapkan untuk selanjutnya diurai dalam tulisan, juga dimungkinkan ada problem solving. Bahasa yang digunakan adalah bahasa-bahasa ilmiah-baku, namun tidak kaku. Jadi dalam menulis artikel langkah utama adalah menentukan permasalahan yang akan diurai (tema). Mensistematiskan supaya lebih mudah untuk ditarik benang–merah. Ini perlu diperhatikan dalam menulis artikel.
Tema dalam artikel bisa berupa apa saja, dari teknologi sampai politik, dari masalah yang paling kecil sampai yang paling besar.
Kolom/ Essai
Sama halnya dengan artikel, menulis kolom diperlukan menentukan permasalahan yang akan diurai, juga sistematisasi permasalahan untuk ditarik benang-merah. Ini dimaksudkan untuk menjadikan tulisan lebih terarah. Dalam penulisannya, kolom tidak seketat seperti di artikel. Bahasa yang digunakan lebih lentur, mudah dipahami, terkesan santai dalam memaparkan idenya.
Dalam essai lebih longgar lagi, dan tulisannya lebih pendek dari kolom. Biasanya karakter penulis tercerminkan dalam tulisan essai, kekhasan personal lebih ditonjolkan. Sama halnya dengan kolom dalam memaparkan idenya terkesan santai, bahasanya lentur, alur bahasan lebih lugas. Juga seperti halnya dalam penulisan opini yang lain ada permasalahan yang diuraikan.
Resensi
Resensi merupakan bentuk tulisan dalam hal penggambaran/analisa terhadap sebuah teks. Teks disini bisa berupa buku, film, teater, maupun lagu. Sebagian menyebut resensi sama halnya dengan sinopsis, penggambaran secara global tentang teks. Tapi sebenarnya tidak sama, karena dalam resensi ada sedikit sentuhan analisa penulis. Dan seorang resensor harus berlaku seobyektif mungkin dalam menggambarkan/menganalisa teks.
1 comment:
makasih cara membuat opininya..
Post a Comment