Sepertinya Aku Ingin

Ketika itu
subuh yang muda baru saja tiba.
Kamu tergesa mengikatkan jejak percakapan
tadi malam
pada ranting-ranting kering yang sedang kuantarkan menuju kepunahan.

Beku kabut menusuki tulang sendi
udara tanah ini telah sama kita akrabi
gigilnya telah sama kita mengerti.
Maka tentu tak istimewa
jika kuharapkan sedikit bantuan
dari bara patahan dahan.

Kamu membiarkan kebisuan mengejakan keengganan
kita,pada usai kebersamaan
Lihat!kita tak juga terbiasa dengan lambai perpisahan

Ketika itu
subuh telah semakin basah
sembabkan kelopak dedaunan
lalu kembali engkau katakan
keheningan membuat air mata
lebih mudah teruraikan.
Matamu kuyup serupa rumput

Hingga habis kayu-kayu terkikis
kita masih saja diam.
Sepakat dalam satu isyarat
tak ada yang perlu kita utarakan

Diam-diam,kita sama menyimpan pengharapan.
Pada satu purnama nanti
rindu ini,akan lagi kita datangi

Jauh setelah subuh meninggalkan rapat pepohonan.
(sejauh itu engkau berjalan)
Aku masih saja bertahan.
Mendekap setiap serpih jejak
yang semalam engkau ikatkan.

Perempuan, perpisahan telah sangat menyakitkan.

No comments:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...