Buku Cara Cepat dan mudah Membaca Kitab Kuning Metode 33 (tiga tiga) adalah sebuah buku karya KH. Dr. Habib Syakur pengasuh sebuah pesantren di Jogja yang menawarkan para santri untuk dapat membaca kitab kuning atau kitab gundul secara cepat dan praktis.
I. APA ITU KITAB KUNING?
Awalnya, kitab kuning adalah istilah yang agak berbau derogatory (Jawa, ngenyek; bahasa Indonesia, menghina) pada buku literatur klasik Islam dalam bahasa Arab yang banyak dibaca dan dikaji di pesantren salaf. Namun, istilah ini di kemudian hari menjadi sangat populer dan bahkan mengalahkan istilah lain yang lebih dikenal di kalangan internal pesantren seperti kitab gundul atau kitab klasik. Saat ini, orang tidak lagi menganggap sebutan ini sebagai istilah yang mengandung penghinaan. Fenomena ini mirip dengan istilah "dangdut" istilah sinis yang kemudian justru menjadi sebutan populer untuk musik melayu.
Membaca kitab kuning itu susah bagi yang tidak memiliki dasar membaca tulisan Arab. Namun, bagi yang bisa membaca Al-Quran membaca kitab kuning itu mudah. Setidaknya, tidak sesulit mereka yang buta baca tulisan/aksara Arab sama sekali.
Membaca kitab kuning dianggap lebih sulit dibanding dengan membaca kitab modern karena beberapa hal:
Pertama, kitab kuning memakai kosa kata bahasa Arab klasik yang saat ini banyak tidak lagi dipakai dalam bahasa Arab modern atau telah berubah formatnya walaupun berasal dari akar kata yang sama.
Kedua, kitab kuning tidak memakai tanda baca standar seperti titik, koma, titik dua dan titik koma, dll berbeda dengan kitab modern. Bagi pelajar (santri) pemula ini tentu sangat menyulitkan karena terkait dengan penentuan struktur i'rab-nya.
Ketiga, paragraf sering terlalu panjang sehingga menyulitkan pembaca.
Keempat, pembahasan kasus hukum tidak terstruktur dengan baik --yakni tidak terbagi dalam subjudul, sub-sub-judul, dst-- sehingga menyulitkan pembaca untuk memilah-milah antara hukum dan rincian pemecahan kasus hukum. Ini berbeda dengan kitab-kitab berbahasa Arab yang ditulis oleh ulama-ulama modern.
Sejumlah santri Pondok Pesantren Al-Khoirot Malang yang sudah relatif mampu membaca kitab kuning pernah menulis artikel di blog masing-masing seputar pengalaman pribadi mereka belajar membaca kitab kuning. Bagi yang tertarik untuk mampu membaca kitab kuning, silahkan membaca pengalaman mereka di sini!. Cari tulisan tentang "kitab kuning" di blog masing-masing.
II. Cara cepat Belajar Baca Kitab Kuning kitab klasik atau kitab gundul Metode 33
Judul buku: Cara Cepat Membaca Kitab Kuning Metode 33 (tiga tiga)
Penulis: KH. Dr. Habib Syakur pengasuh
Jabatan penulis: Pengasuh/direktur utama Pondok Pesantren al-Imdad Jogjakarta
Beberapa ciri khas (salient features) dari buku ini adalah:
Setidaknya terdapat empat maharah al-lughawiyyah (keahlian berbahasa), yaitu maharah al-istima’ (keahlian mendengar), maharah al-kalam (keahlian berbicara), maharah al-qira’ah (keahlian membaca), dan maharah al-kitabah (keahlian menulis).
Metode 33 untuk maharah al-qira’ah.
Untuk memahami dan mendalami Bahasa Arab secara komprehensif, keempat maharah itu harus dikuasai.
Syakur menegaskan, bahasa bukanlah ilmu, melainkan seni. Yang dibutuhkan hanyalah latihan dan kebiasaan.
Belajar membaca kitab kuning secara praktis harus memperhatikan tiga hal: Kosakata, kaidah, dan latihan.
Ketiga hal itu harus dibaca dan dilulang-ulang minimal sehari dalam tiga minggu.
Buku yang ditulisnya hanya menawarkan kemampuan bukan keahlian.
Sumber: mufakat.ditpdpontren.com
III. DOWNLOAD BUKU METODE 33
Yang belum ada linknya berarti file-nya belum di-upload/unggah. Silahkan datang lagi di lain waktu. Seluruh file/berkas dalam format pdf.
Awalnya, kitab kuning adalah istilah yang agak berbau derogatory (Jawa, ngenyek; bahasa Indonesia, menghina) pada buku literatur klasik Islam dalam bahasa Arab yang banyak dibaca dan dikaji di pesantren salaf. Namun, istilah ini di kemudian hari menjadi sangat populer dan bahkan mengalahkan istilah lain yang lebih dikenal di kalangan internal pesantren seperti kitab gundul atau kitab klasik. Saat ini, orang tidak lagi menganggap sebutan ini sebagai istilah yang mengandung penghinaan. Fenomena ini mirip dengan istilah "dangdut" istilah sinis yang kemudian justru menjadi sebutan populer untuk musik melayu.
Membaca kitab kuning itu susah bagi yang tidak memiliki dasar membaca tulisan Arab. Namun, bagi yang bisa membaca Al-Quran membaca kitab kuning itu mudah. Setidaknya, tidak sesulit mereka yang buta baca tulisan/aksara Arab sama sekali.
Membaca kitab kuning dianggap lebih sulit dibanding dengan membaca kitab modern karena beberapa hal:
Pertama, kitab kuning memakai kosa kata bahasa Arab klasik yang saat ini banyak tidak lagi dipakai dalam bahasa Arab modern atau telah berubah formatnya walaupun berasal dari akar kata yang sama.
Kedua, kitab kuning tidak memakai tanda baca standar seperti titik, koma, titik dua dan titik koma, dll berbeda dengan kitab modern. Bagi pelajar (santri) pemula ini tentu sangat menyulitkan karena terkait dengan penentuan struktur i'rab-nya.
Ketiga, paragraf sering terlalu panjang sehingga menyulitkan pembaca.
Keempat, pembahasan kasus hukum tidak terstruktur dengan baik --yakni tidak terbagi dalam subjudul, sub-sub-judul, dst-- sehingga menyulitkan pembaca untuk memilah-milah antara hukum dan rincian pemecahan kasus hukum. Ini berbeda dengan kitab-kitab berbahasa Arab yang ditulis oleh ulama-ulama modern.
Sejumlah santri Pondok Pesantren Al-Khoirot Malang yang sudah relatif mampu membaca kitab kuning pernah menulis artikel di blog masing-masing seputar pengalaman pribadi mereka belajar membaca kitab kuning. Bagi yang tertarik untuk mampu membaca kitab kuning, silahkan membaca pengalaman mereka di sini!. Cari tulisan tentang "kitab kuning" di blog masing-masing.
II. Cara cepat Belajar Baca Kitab Kuning kitab klasik atau kitab gundul Metode 33
Judul buku: Cara Cepat Membaca Kitab Kuning Metode 33 (tiga tiga)
Penulis: KH. Dr. Habib Syakur pengasuh
Jabatan penulis: Pengasuh/direktur utama Pondok Pesantren al-Imdad Jogjakarta
Beberapa ciri khas (salient features) dari buku ini adalah:
Setidaknya terdapat empat maharah al-lughawiyyah (keahlian berbahasa), yaitu maharah al-istima’ (keahlian mendengar), maharah al-kalam (keahlian berbicara), maharah al-qira’ah (keahlian membaca), dan maharah al-kitabah (keahlian menulis).
Metode 33 untuk maharah al-qira’ah.
Untuk memahami dan mendalami Bahasa Arab secara komprehensif, keempat maharah itu harus dikuasai.
Syakur menegaskan, bahasa bukanlah ilmu, melainkan seni. Yang dibutuhkan hanyalah latihan dan kebiasaan.
Belajar membaca kitab kuning secara praktis harus memperhatikan tiga hal: Kosakata, kaidah, dan latihan.
Ketiga hal itu harus dibaca dan dilulang-ulang minimal sehari dalam tiga minggu.
Buku yang ditulisnya hanya menawarkan kemampuan bukan keahlian.
Sumber: mufakat.ditpdpontren.com
III. DOWNLOAD BUKU METODE 33
Yang belum ada linknya berarti file-nya belum di-upload/unggah. Silahkan datang lagi di lain waktu. Seluruh file/berkas dalam format pdf.
- Metode 33 Pelajaran 1
- Metode 33 Pelajaran 2
- Pelajaran 3
- Pelajaran 4
- Pelajaran 5
- Pelajaran 6
- Pelajaran 7
- Pelajaran 8
- Pelajaran 9
- Pelajaran 10
- Pelajaran 11
- Kosa kata
Untuk membaca versi website-nya, silahkan mengunjungi situs resmi PP Al-Imdad (pp-alimdad.com) atau ke blog pribadi M. Habib Syakur di: mhabibsyakur.blogspot.com
No comments:
Post a Comment